Semua berangkat dari pergerakan. Tanpa batas menembus kerajaan langit. Empat sahabat dari Galileo, yang telah menginspirasi perjalanan Air Sunyi. Berjalan bersama di ruang Biologi, sebuah Perguruan Tinggi di Malang. Dua berasal dari kota minyak, Bojonegoro, mereka berdua berparas pesantren, Mubin dan Muslih. Hutan jati gundul, sang penguasa Blora, Penuh retorika dalam bingkai arus perubahan, bernama Mustakim. Penghuni Lumpur Lapindo, Ciri khas apologi dengan nuansa akademis, dia Bernama Irul.
Tahun 2001, ditahun ini ikatan mulai di bentuk. Ikatan yang selaras akan dinamika kaum muda. Haus akan perubahan, gila akan ilmu, dan rentan dengan keretakan. Aku tidak pernah berpikir, selama kuliah akan dipertemukan dengan 4 sahabat ini.
Berlari dan berlari mengejar semua bidang organisasi. Mulai dari intra, ekstra sampai organisasi tanda tanya. Di mulai dari warna Kuning, di gembleng oelh bapak pergerakan, yang bernama Galileo.
Benar-benar rakus akan ilmu, ketika kita bersama. Berjalan dan membunuh kebiadaban ketidakadilan. Sampai tiba sang Blora pergi dan meninggalkan kami.
Tak semudah berjalan bersama, pergi tanpa mengisyaratkan. Seolah semua telah tertasbih dalam perisai berwarna kuning. Tapi kami mesti terus berjalan, meski penguasa hutan jati telah pergi.
Kamis, 16 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar